Selasa, 19 Januari 2010

MENGEJAR MIMPI

Memang tak mudah untuk mengejar mimpi
Bila keteguhan tak ada di jiwa
Tetap tersenyum dan berdoa
Kepada-Nya...

Setinggi apa cita dan mimpimu
Yakinlah jika kau bisa meraih
Dunia menunggu suara
Kemenanganmu

Jelajahi... 
Keindahan yang menjelma di hidupmu
Suara hati...

Senantiasa kan berbunyi jadikan semangat tuk bermimpi

-Maudy, Rendy, Claudia SANG PEMIMPI -

MUADZ BIN JABAL


Muadz bin Jabal atau biasa disebut sebagai Abu Abdirahman, beliau termasuk dalam golongan bangsawan, berbadan tinggi, cakep, putih bersih, besar kelopak matanya, putih mengkilat giginya, berambut pendek lagi keriting, berbudi bahasa dan manis tuturnya serta cerdas dan cemerlang otaknya. Beliau termasuk dalam kelompok yang pertama masuk islam. Beliau masuk islam umur 18 tahun dan sudah ikut perang Badar pada umur 20 tahun.

Beliau merupakan seorang sahabat nabi yang memiliki banyak keutamaan, beliau termasuk Immamu Fuqaha, pemimpin para fakih, kanzul Ulama gudangnya Ilmu. Seorang pemuda yang penyabar, dermawan, murah hati, lapang dada, dan tingi budi pekertinya.

Tentang ilmunya Umar bin Khatab pernah berkata, ” Barangsiapa yang ingin bertanya tentang Al-Qur’an hendaknya ia datang kepada Ubay bin Kaab, dan barang siapa yang ingin tanya tentang hukum halal dan haram, hendaknya ia datang kepada Mu’adz bin Jabal. Dan barang siapa yang ingin bertanya tentang harta hendaknya ia datang kepadaku. Sesungguhnya Allah menjadikanku tukang penyimpan (baitulmal).

Demikianlah memang Muadz bin Jabal merupakan orang yang diketahui paling paham halal haram, dan beliau sering dimintai untuk berfatwa. Sebagaimana dikatakan oleh Syakr binHausyab,” Bila para sahabat Rasulullah berbicara dan diantaranya ada Mu’adz bin Jabal, maka mereka akan minta pendapat kepada Mu’adz disebabkan kewibawaannya.”

Kecermelangan otak Mu’adz diakui oleh banyak orang, Kecemerlangan inilah yang menjadikan Rasulullah memuji Mu’adz, Rasulullah bersabda, “Umatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah Mu’adz bin jabal.”

Kematian Mu’adz bin Jabal akibat terkena serangan penyakit tha’un, yaitu penyakit kusta pada jari telunjuknya. Beliau terkena penyakit ini justru bahagia bahkan mendo’akan agar seluruh keluarganya mendapat penyakit ini, Kenapa Mu’adz bisa seperti itu ? Karena beliau pernah mendengar dari Rasulullah bahwa penyakit thau’un sesungguhnya adalah rahmat dari Allah dan do’a Nabi serta wafatnya orang-orang shalih sebelumnya. Beginilah tanda keikhlasan manusia terbaik umat ini. meninggalnya Mu’adz pada usia yang pada tahun 18 Hijriyah pada pemerintahan Umar bin Khatab. (Sumber : As-Sunnah edisi 24/II/1416-1995; Hal.68)